Kamis, 10 Januari 2013

Pindahan (Part-2)

Wah.....
Cerita pindahan dilanjut lagi ah.

Malam hari kedua kami masih tidur ngampar nih, cuma beralaskan tiker + bed cover, tapi lama-lama terasa nyaman juga kok, he...he... dipaksakan.

Hari kedua tanggal 26 Desember 12, saya berdua sama pak suami hunting perlengkapan rumah tangga, ngubek-ubek kota metro, dengan harapan semua yang kita butuhkan selesai kita dapatkan dalam satu hari, jadi besoknya kita tinggal nyantai dirumah.
Hasil yang kami dapat :
1. Spring bed twin sorong, untuk 2 anak ganteng (2.5 M IDR) beli di FurniMart
2. Lemari pakaian 3 pintu ( 1.8 M IDR) beli di FurniMart
3. Rak TV (1.0 M IDR) beli di FurniMart
4. Ranjang kayu minimalis (1.5 M IDR), beli di FurniMart
5. Sprei  katun jepang  no. 2  (325 K IDR) beli di FurniMart
6. Sharp LED TV 32 (3.0 M IDR), beli di Ebasco
7. Kulkas 2 pintu LG, 215 lt (2.6 M IDR), beli di Ebasco
8. Pesan Korden untuk semua jendela dirumah (3.85 M IDR), di Dian Collection Shopping Centre.
9. Karpet untuk didepan TV ukuran 2x3 m (400 K IDR)
10. Bantal 3 pcs (per pcs harga 178 K IDR disc 50%), beli di Chandra
11. Bantal panjang 3 pcs ( 240 K IDR), beli di shopping centre.

12. Bantal 3 pcs (210 K IDR), beli di shopping centre.
13. Guling 2 pcs (170 K IDR), beli di shopping centre.
14. Kipas angin 2 pcs (450 K IDR), beli di Tarzan Lion shopping centre, belum kebeli AC, he....
15. Gas Kecil 3 kl (135 K IDR), beli di Tarzan Lion shopping centre.
16. Jemuran baju allumunium (350 K IDR), beli dishopping centre.
17. Pasang tralis (2.25 K IDR)

Sudah deh, pokoknya mirip mau dagang aja....., dannn..... sukses besar menghabiskan tabungan hutang yang dicicil bertahun tahun lamanya, hiks...hiks...

Oh... ternyata, baru tersadar punya rumah mesti ada isinya juga ya???? Bangkrut luar biasa hari itu.
Tapi tetap berucap Alhamdulillah, ternyata kami masih bisa beli, tinggal mikirin bagaimana mengembalikan tabungan hutang.hutang kami.

Perlu diketahui, kenapa kami memutuskan beli semua perabotan / keperluan rumah, dan tidak ada sama sekali perabotan yang kami bawa dari rumah di lokasi kerja (Bratasena).
Ya... sudah jelas dong karena saat ini saya berdua suami masih tetap hidup dan kerja di bratasena, sehingga semua perabotan yang ada di rumah Bratasena masih tetap kami pakai untuk keseharian kami selama disini.
Jadi dari pada bolak-balik angkut  barang (sudah pasti keluar ongkos angkut) dari rumah Bratasena, dan  belum tentu perabotan tersebut kondisinya masih tetap bagus setelah dibongkar pindah
Ya udahlah... memang harus beli lagi. Hiks...hiks...

Hari ketiga kami sudah selesai beres-beres rumah.


Lupakan tidur ngampar pake tiker


Alhamdulillah sudah lumayan rapih



Acara selanjutnya melanjutkan sesion cuti berikutnya >>>> perjalanan ke rumah Mbah di kotabumi, untuk merencanakan acara syukuran Pindahan "Slusuban".

 Akhirnya tanggal 27 Desember kami berangkat ke kotabumi.






Selasa, 08 Januari 2013

Drama Pindahan... oh pindahan (Part-1)

Ritme kerja ditempat kami adalah setiap hari minggu tetap masuk, dan liburnya kita kumpulkan dan bisa diambil kapan saja sebagai cuti.
Jadi kalau untuk saya max 2 bulan kerja (kemampuan otak kerja tanpa libur), trus ambil cuti 2 minggu.
Nah momen pindahan ini jelas dong kami barengkan dengan rencana cuti panjang kami selama 2 minggu diakhir tahun 2012. Sekalian liat suasana tahun baruan di kota Metro.

Ceritanya, dari Bulan November 2012 kami sudah minta ke pihak Developer untuk menyelesaikan semua pembangunan rumah kami per tanggal 15 desember 2012. Karena niatan kami akhir tahun kita mau cuti sekalian pindahan untuk menempati rumah kami. (Rencana cuti sudah fix mulai tgl 20 desember 12).
Pas tanggal 15 Desember kita telp pihak developer menanyakan progress rumah kami, eh.. ternyata oh ternyata, belum jadi juga karena masih ada finishing dibeberapa bagian, akhirnya mereka minta waktu satu minggu lagi.

Dan tibalah pada saat kami berangkat cuti.... (pada tanggal 24 desember 12)
sebenarnya ayah posisi lagi tidak enak badan saat kami berangkat ke metro, tapi dipaksakan demi melihat / pindahan ke rumah baru kami. Dari lokasi kerja kita berangkat jam 2 siang, nyampai metro sekitar habis magrib (dengan posisi hujan gerimis pada saat itu)
Begitu sampai rumah..... eng...ing... eng....ya... ampuuunnn, lihat kondisi rumah masih supeeerrrr berantakan, dimana masih banyak sisa material paku, potongan kayu, pasir dari balkon dan semua ruangan yang ada didalam rumah. Nah...lho... (Piye to iki Developer????) " Pusing"

Gimana kita mau istirahat kalo begini keadaannya.
Padahal lihat kondisi ayah yang bener-bener teler berat, kami nggak tega kalau harus nyetir lagi puter-puter cari penginapan apa lagi nginap dirumah dengan kondisi masih berantakan seperti ini.
Oh Developer.. mana tanggung jawabmu. Dan dari mereka cuma ada kata Maap, tidak sempat ngebersehin / bersihin, karena katanya kita maksa cepet selesaiii, Oalahhhh yang waras ngalah ajalah, wong udah molor dari kesepakatan awal kok yo masih belum selesai juga, pake nyalahin kita yang buru-buru mau pindah lagi.

Akhirnya kami bertiga (saya dan 2 mbaknya anak anak ganteng " Ida dan Siti ") dengan mengesampingkan rasa capek, dengan semangat masih 45 membersihkan rumah kami, dari segala material yang ada.
Untung tadi kami sudah persiapan dan sempat beli berbagai macam alat untuk kebersihan rumah.
dari bolak-balik nyapu, nggak kehitung berapa kali " lebih dari lima kali", trus ngepel lantai sampai berkali-kali " lebih dari lima kali", akhirnya hampir jam 12 malam baru kelar sudah ..... walaupun tidak bersih banget tapi cukuplah untuk kita istirahat. sementara .... Uhhhhh tragedi...tragedi....

O...ya... pada saat kami bersih bersih ada lagi kendala, dimana pompa air sempat macet, jadi mesti pakai dipancing dulu setengah jam baru bisa nyala lagi.

Akhirnya karena sudah kecapean kami istirahat semua tanpa merasakan lagi kondisi yang memprihatinkan.
Jadi malam itu kita tidur cuma beralaskan tiker dan diatasnya kita bentangin Bed Cover  yang sengaja kita bawa. untung kita bawa tiker dan 2 bedcover.
Ya...iyalah, secara kami datang ke rumah baru nggak bawa apa-apa, boro boro bawa spring bed, bawa karpet aja nggak..
Akhirnya pas pagi.. pagi bangun,  langsung kelaperan semua, .... jadi langsung cabut ke kota (depan masjid Taqwa) untuk cari makan.  O... ya... setiap pagi didepan masjid ini akan selalu ramai dengan berbagai macam dagangan menu sarapan pagi yang so pasti harganya murah meriah pas dikantong,jadi kita tinggal pilih saja, ada lontong sayur, soto ayam, nasi uduk,kupat tahu, siomay, dan berbagai macam minuman,

Setelah kita selesai makan, akhirnya kita hunting berbagai macam keperluan rumah tangga.
Tapi.... ya ampun kok semua toko pada tutup ya. Eh... baru inget kalau hari ini tanggal 25 Desember, Natalan. Pantesan dari tadi kita muter-muter nggak ada toko yang buka.

Akhirnya dengan terpaksa demi kebutuhan mendadak untuk hidup di rumah baru yang masih kosong mlompong belum ada apa-apanya, kita beli beberapa keperluan rumah tangga di toko-toko kecil yang jelas harganya akan jauh lebih mahal dibanding kalau beli ditoko grosir yang lebih besar.
Jadi hari pertama (tanggal 25 Desember), saya beli :
1. Kompor gas Rinnai (315 rb IDR + gas kecil 3 kiloan (150 rb IDR)
2. Panci 2 buah untuk masak sayur.
3. Piring + Mangkok + gelas masing-masing 6 biji, sendok 12 biji, untuk sementara saja sampai bisa beli lebih banyak lagi ditoko grosir yang lebih murah, he...he... Dasar Makirit.
4. Penggorengan + serokan + sotil untuk acara masak goreng menggoreng
5. Magic com kecil Miyako (165 rb IDR)
6. Kebutuhan rumah tangga, dari beras, sabun cuci, minyak, gula, kopi, teh, garam + bumbu dapur yang lain.
7.  Ember plastik besar 1 buah, ember plastik kecil 2 buah, baskom 3 buah.
8. Galon air Aqua (45 rb IDR)

Sore hari kita jalan-jalan lagi dengan berharap ada toko yang sudah buka.... (rencana mau beli spring bed + peralatan rumah tangga yang lain),  yah nasib wong ini hari libur ya tetep aja pada tutup.
Untung masih ada PB dan Chandra Dept Store.
Mengingat malam ini kita harus tidur, masak iya... mau tidur beralaskan tiker + bed cover lagi...????
Akhirnya karena gak ada toko yang buka, kami beli spring bed (matrasnya saja) di PB Dept Store, walaupun Merk sring bed yang kami mau tidak ada, terpaksa seadanya disana kita beli, tanpa banyak pilihan. Ukuran 160 x 200 cm, dengan harga 1,5 juta IDR (matrasnya saja). Dengan janji mau diantar habis magrib langsung.

Habis magrib kita tunggu-tunggu kedatangannya , sampai jam 8 malam gak datang datang juga.
Bagaimana sih.... janjinya,  akhirnya kita SMS, ehhhh dari tokonya cuma bilang maap  posisi lagi hujan jadi kita nggak bisa anter malam ini, takut basah.  Whattttt????? gimana dong, sudah dibela-belain beli tanpa bisa pilih-pilih, demi malam ini biar bisa tidur dikasur??? Cilaka..... kasihan dua anak gantengku, kalau malam ini harus tidur ngampar lagi.
Tahu gini mending kita tadi gak usah beli (secara kita sebenarnya gak minat dengan merknya), tapi kadung duit dah dibayarin...
Yahhhh... akhirnya tragedi malam pertama dirumah baru terulang lagi deh, malam kedua kita masih tidur diatas tiker dengan dialasi bed cover, nasib... oh nasib.
Tapi tetep.... bersyukur karena  2 anak ganteng gak pada rewel.

Cerita selanjutnya nanti disambung ya.......







Sabtu, 05 Januari 2013

Perjuangan untuk Rumah impian


Disini adalah cerita bagaimana perjuangan untuk mewujudkan impian rumah kecil kami.

Mulai akhir tahun 2011 saya dan pak suami sudah mulai googling untuk mendapatkan info perumahan atau rumah yang ada di kota Metro.
Kenapa kami pilih metro karena saat ini saya berdua dengan suami kerja di Bratasena, dimana kota terdekat yang dapat kami jangkau adalah Metro (3 jam perjalanan pakai motor atau 4 jam perjalanan dengan mobil), ini jauh lebih dekat jika dibandingkan dengan Bandar Lampung bisa tambah 2 jam perjalanan lagi dari Metro.
Sebenarnya sih, kami juga sudah ada rumah kecil di BandarLampung (investasi) dimana saat ini ditempati oleh sepupu untuk merawatnya, tapi dengan jarak yang lemayan jauh dari tempat kami kerja jadi belum ada niat kalau rumah tersebut akan kami pakai.
Ternyata-oh ternyata dikarenakan Metro adalah kota kecil, maka belum banyak pilihan perumahan yang ada disini.
Jadi Perumahan yang kami lihat adalah:
1. Perumahan Wadah Artha
2. Perumahan Ganjar Agung Permai
3. Perumahan Rindang Lestari

Dari ketiga perumahan yang kami lihat, sebenarnya agak cocok dengan pilihan no 2 karena faktor lokasinya, selain itu jika dilihat dari Lingkungannya juga lebih Asri, dibanding dengan yang no.1 dan 3, karena memang termasuk perumahan baru sehingga taman - tamannya masih berupa tanaman rumput baru  dan belum ada pepohonan rindang. Tapi setelah menimbang-nimbang dari berbagai sisi, akhirnya dengan sangat terpaksa kita tunda dulu keinginan untuk memiliki rumah disitu.

Awal tahun Januari 2012, kita dapat info dari teman kantor kalau di metro kota ada perumahan baru, namanya Metro Regency, akhirnya kita sempatkan untuk  lihat lokasinya.
Secara lokasi kita sangat cocok, karena dekat sekali dengan Metro kota (hanya sekitar 1-2 km dari Taman kota), begitu kita tanya tanya ke marketingnya ternyata yang ditawarkan adalah ukuranya lumayan kecil yaitu 45/90, dan kita tanya apakah ada yang ukuran tanahnya luas, misalnya bangunan tetap tipe 45 tapi tanah bisa 2 kali 90, dan dijawab tidak ada. Kecewa.......
Sebenarnya disana juga ditawarkan tipe yang lebih besar "bangunan 2 lantai" tapi jelas dong keuangan kami yang tidak sampai, hiks... sabar...sabar....

Akhirnya lagi-lagi kita tunda dulu keinginan kami, berhubung belum ada yang sesuai /sreg dihati dan yang jelas sesuai kantong juga, he..he...
Karena keinginan besar kami adalah untuk saat ini punya rumah tipe kecil dulu sesuai dengan kantong, dengan tanah yang agak luas, dimana sisa tanah bisa dibuat taman dan yang pasti jika kami suatu saat nanti ada rejeki, bisa dipakai untuk pengembangan.

13 Maret 2012, ada SMS dari Marketing Perum Metro Regency, dimana disana akhirnya dijual rumah tipe 45/180, sebanyak 3 unit dan saat itu hanya sisa 1 unit saja yang masih belum dipesan.

Wuihhh.... ini yang kami penginin... akhirnya keesokan harinya saya dan pak suami, janjian ketemuan dengan marketingnya, setelah tanya harga dan hitung2 ternyata sesuai dengan keuangan walaupun sedikit dipaksakan akhirnya hari itu juga dengan memantapkan hati ngasih  DP 10 juta, karena tinggal satu-satunya, sementara yang dua lainya sudah laku.
Setelah itu  lanjut buat skedul pembayaran untuk angsuran-angsuran berikutnya.
Note : untuk perumahan ini, tampak depan rumah harus sama (jadi tidak boleh dirubah ubah ), sementara tata ruang bisa terserah kemauan masing-masing konsumen.

Akhirnya dari tipe 45/180 (dengan ruangannya yang super mungil2) , kami minta ada sedikit tambahan luasan  sekitar 19 M2,  total menjadi 64 M2 plus balkon dengan luasan 3 x 5,8 m yang nanti bisa dipakai untuk ruang santai.

Jreng...jreng maka dimulailah awal pembangunan rumah kecil kami.

April 2012, tembok sudah mulai tinggi :

Tampak Depan Rumah


Mei 2012 , Tembok sudah selesai, tinggal pasang atap :

Tampak Depan Kiri Rumah

Juli 2012 , Atap dan genteng sudah hampir selesai dipasang :

Mandor kecil lagi liatin kerjaan anak buah

Mandor tembakan satunya, nampang dulu....

November 2012, Sudah hampir selesai tinggal finishing :

Tampak depan rumah
Tampak jalan depan rumah masih belum rapih

Rumput dan pohon kelengkeng depan rumah dah mulai ditanam.

Tinggal tunggu penyelesaian dan perapihan jalan depan rumah, kapan ya???